salam, :)
salamku kepada rindu yang terbelenggu dalam jemu cemburu.
cemburu kepada waktu yang tak bisa diganggu.
aku dan kamu diganggu waktu.
salam,
salamku kepada rasa yang tak bisa bicara.
tentang apa yang dinamakan suka? atau cinta? atau hanya diantara keduanya?
aku dijerat rasa dengan erat.
salam,
salamku kepada hujan yang menghidupkan.
ilalang yang hanya diam di pinggir jalan.
itu aku. aku hanya bisa diam dalam akan.
akan kuapa, akan diapa, akan kemana.
salam,
salamku kepada paham yang menuntunkan.
salam kepada semu yang menyilaukan.
semu itu, kamu.
maaf, jikalau ini tak jelas.
resapi maka kau akan mengerti, :)
Sakti Aji N. 19-02-2012
Sunday, February 19, 2012
Saturday, February 18, 2012
Kepada Bapak Tua yang Teman-Temannya telah Renta
*“sakderenge wonten
motor cino, kula dereng nate gembrobyos ngeten niki, Mas” .
“Nggih nopo, Pak? Lha
pripun toh?” .
“Niki banipun
campuranipun kekathahen. Dadose mboten lentur, karete pelit”
“oh, ngaten, pak?”
“Nggih, Mas. Lha kula
sampun dolanan ngeten niki awit 74 tahun kepungkur dadose apal”*
Sejenak percakapan itu
membimbing mataku untuk melihat-lihat lebih dekat apa yang terjadi
pada tempat itu sejak 74 tahun yang lalu. Sembari mencurahkan isi
hatinya, bapak itu melanjutkan pekerjaannya yang selama 74 tahun ini
telah menghidupinya.
Melihat sekeliling,
mencari sesuatu yang dapat membukukan sebuah kesimpulan untukku, dan
akhirnya kutemukan. Kemungkinan besar tempat ini tak banyak berubah
semenjak 74 tahun yang lalu, bersama dengan kehidupan sang Bapak yang
kemungkinan besar juga tak berubah sejak dulu.
Ketika aku datang, aku
melihatnya sendiri, hanya ditemani gending-gending jawa yang
sayup-sayup keluar dari sebuah radio tua, dan disampingnya berjejer
baterai yang dijemur dengan maksud agar baterai-baterai itu ‘hidup’
kembali. Namun, kesendirian itu tak terlihat dari raut wajah sang
Bapak yang menganggap bahwa ia sudah ditemani. Ditemani sebuah radio
tua, dan seperangkat alat yang telah renta.
Sambil menunggu, aku
masih bersama “Perahu Kertas”-nya dee, di tanganku. Buku yang
telah berulang kali kubaca namun tak pernah aku tak suka. Sambil
membaca beberapa kisah tentang Kugy dan Keenan disana, pikiranku
meluncur kemana-mana. Masih dengan pertanyaan dan sebuah keinginan
bahwa aku harus pulang dengan mengambil sesuatu dari tempat ini,
sesuatu tentang nilai-nilai kehidupan lagi-lagi.
Sejenak berpikir sambil
memandangi api yang sedari tadi ia hidupkan untuk membuat karetnya
lekat dan angin tak bisa keluar dari lubang sesempit lidi, akibat
paku yang menancap tadi pagi.
Bapak ini istimewa, ia
hidup dengan apa yang telah menjadi pilihannya dan tak pernah putus
asa. Pilihan hidupnya sangat sederhana. Yang penting ia bisa mengisi
perutnya setiap hari. Lalu menikmati hari demi hari dengan melakukan
hal yang sama, menunggu pelanggan yang ban motornya naas seperti
saya. Menunggu dengan ditemani radio tua dan seperangkat alat yang
telah renta. Dan ia sebut mereka teman-temannya.
Sejenak tubuhku ikut
merenungi apa yang nyata didepan mata. “Ini tentang jalan hidup
yang kita pilih. Tentang apa yang hati inginkan dan hati tujukan.
Bapak itu memilih jalan sederhana, namun hidupnya bahagia. Tak pernah
merasa kekurangan karena ia selalu bersyukur. Aku terlalu manja untuk
bisa mengerti hal-hal seperti itu. Namun kini disadarkan dengan jelas
didepan mata”
Jogja, 1 Februari 2012.
Sakti A.N
*”Sebelum ada motor
china, saya belum pernah berkeringat seperti ini mas”
“Iya, Pak? Memangnya
kenapa?”
“Ini bannya terlalu
banyak campuran. Jadinya nggak lentur, karetnya pelit”
“Oh, gitu Pak?”
“Iya, Mas, saya sudah
bermain seperti ini sejak 74 tahun yang lalu jadi hafal”*
Bapak Cepet Sembuh Ya...
#30harimenulissuratcinta
Teruntuk Bapak saya tercinta.
Bapak, Bapak cepet sembuh ya, biar bisa main panco sama diko. tapi bapak nggak boleh beneran, nanti diko kesakitan.
Bapak cepet sembuh ya, kalau bapak sembuh, diko janji ranking satu. kemarin kan baru ranking tiga puluh satu. Bapak seneng kan, kalau diko ranking satu?
Bapak cepet sembuh ya, biar diko nggak takut lagi ke kamar mandi. Biar kecoak-kecoak itu takut sama Bapak.
Bapak cepet sembuh ya, diko nggak tau bapak sakit apa, yang diko tau bapak cuma bisa tiduran di kasur aja. kata mama, Bapak nggak papa, sebentar lagi juga sembuh.
....
Diko semakin bingung, kenapa bapak sekarang dibisiki sama tetangga-tetangga, apa mereka membisiki bapak supaya cepet sembuh? diko cuma denger kalimat-kalimat yang biasa dipakai bapak waktu sholat.
Bapak cepet sembuh ya, diko belum bisa jaga mama sendirian, diko masih takut sama kecoak. nanti kalau mama dinakalin sama kecoak, diko nggak bisa nolong mama.
Bapak, bapak bisa denger diko kan? bisa tau apa yang diko pengen kan?
Diko nggak boleh ketemu bapak lagi kata mama. kata mama, bapak mau ketemu diko kalau diko udah punya banyak pahala. YES!! ASIIK!! mulai saat ini diko mau ngumpulin banyak pahala biar bisa ketemu sama bapak...
Dari Anak Bapak yang masih butuh pahala biar bisa ketemu Bapak.
Teruntuk Bapak saya tercinta.
Bapak, Bapak cepet sembuh ya, biar bisa main panco sama diko. tapi bapak nggak boleh beneran, nanti diko kesakitan.
Bapak cepet sembuh ya, kalau bapak sembuh, diko janji ranking satu. kemarin kan baru ranking tiga puluh satu. Bapak seneng kan, kalau diko ranking satu?
Bapak cepet sembuh ya, biar diko nggak takut lagi ke kamar mandi. Biar kecoak-kecoak itu takut sama Bapak.
Bapak cepet sembuh ya, diko nggak tau bapak sakit apa, yang diko tau bapak cuma bisa tiduran di kasur aja. kata mama, Bapak nggak papa, sebentar lagi juga sembuh.
....
Diko semakin bingung, kenapa bapak sekarang dibisiki sama tetangga-tetangga, apa mereka membisiki bapak supaya cepet sembuh? diko cuma denger kalimat-kalimat yang biasa dipakai bapak waktu sholat.
Bapak cepet sembuh ya, diko belum bisa jaga mama sendirian, diko masih takut sama kecoak. nanti kalau mama dinakalin sama kecoak, diko nggak bisa nolong mama.
Bapak, bapak bisa denger diko kan? bisa tau apa yang diko pengen kan?
Diko nggak boleh ketemu bapak lagi kata mama. kata mama, bapak mau ketemu diko kalau diko udah punya banyak pahala. YES!! ASIIK!! mulai saat ini diko mau ngumpulin banyak pahala biar bisa ketemu sama bapak...
Dari Anak Bapak yang masih butuh pahala biar bisa ketemu Bapak.
Subscribe to:
Posts (Atom)