Pages

Wednesday, August 8, 2012

Senja

Aku selalu suka membicarakan kata ini. Satu kata yang jiwanya mimpi. Seolah kita memasuki dimensi lain pada ruang dan waktu berbeda. Ditemani secangkir kopi, maknanya membabi buta.
Aku terjatuh pada senja, melenguh pada kiasan padahal tak diajarkan. Selalu saja rindu pengganggu-pengganggu kecil penunggu rayu.
Setiap awan yang bergerak adalah arak. Yang memabukkan kemudian candu. Setiap kehidupan tenggelam seperti mereka tau akan kemana. kemudian gelap.
Kadang aku tak peduli dengan Aldo yang berlarian mencoba menendang bola sekeras-kerasnya namun kenyataannya pelan tak sesuai prediksi. "Anak ini bandel sekali" omel Mama.
Kuteruskan memandangi langit jingga yang hanya terjadi pada saat ini. Dengan secangkir kopi itu tentunya.
Teriakan aldo mulai hilang, digantikan kicauan indah yang memanggil pada Ilahi. Bersahutan. Mama hilang, Aldo hilang, papa belum pulang. Tinggallah aku dan secangkir kopi pada sejuta harapan di jagat raya kepala. Kemudian hilang.

Yogya, 8 - Agustus - 12

2 comments: