Pages

Friday, June 28, 2013

Segundah

Sedikit ingin bercerita tentang yang tak ada habisnya. Cerita tentang teman dan kebodohan-kebodohannya. Cerita tentang ceria dan suka ria. Cerita tentang emosi yang menggebu dikala kusembunyikan sepatu.

Masa ini adalah masa dimana ribuan langkah bertumpu jadi satu. katanya akan mengguncang dunia yang kadang hanya bualan saja. Menggelitik obrolan tematik tentang orang-orang sekitar, tentang teman yang rambutnya seperti akar rumput, atau tentang teman yang bau mulut.

Tak ada sakit hati, apalagi patah hati yang seringkali menghantui ABG-ABG masa kini. semua dilakukan diatas fondasi persahabatan yang hanya mengenal aku, kamu dan kita adalah satu. saling menolong bahkan ketika teman berak di celana.

Sepertinya baru kemarin kita digunduli kakak angkatan lalu berteriak lantang tentang kesolidan, tentang melebur dalam keluarga, tentang janji yang harus ditepati. sepertinya baru kemarin kamu menyalamiku, berkenalan lalu membuat lagu.

Sekarang sudah uzur, sudah di akhir umur. di ujung jalan dimana kita hampir berpisah pada banyak pilihan. bahkan ada yang sudah tau jalan pintas, katanya. Kita tak tahu apakah pilihan akan mempertemukan kita pada satu tujuan, atau kita hanya berjalan sendiri tanpa teman.

Atas nama samadya, Semoga kita bersuka cita.

Sedemikian Sehingga

sedemikian sehingga daun-daun yang dulu hijau, kini kuning dan meracau
sedemikian sehingga kuda-kuda yang dulu gagah, kini lesu penuh kesah
sedemikian sehingga kayu yang dulu kuat, kini lapuk dan sekarat
sedemikian sehingga bulan yang dulu terang, kini redup berantakan

"hidup adalah awal dari awal yang mati, yang adalah awal dari hidup abadi"

Tuesday, June 11, 2013

Refleksi Pagi

hahahaha,
Kadang lucu memikirkan sesuatu di luar jangkauan pikiran manusia. Kadang muncul pertanyaan, mengapa Tuhan menakdirkan saya berada di jalan yang sekarang saya tapaki. Mengapa tidak di jalan lain? apakah keputusan kita menentukan takdir kita? atau sebenarnya keputusan kita juga sudah ditakdirkan? Subhanallah, Wallahualam.

Saya hanya iman, percaya akan semua yang telah direncanakan Tuhan, karena Tuhan Maha Tau hamba-hamba-Nya. Bersyukur saja dengan apa yang telah diberikan sekarang, banyak nikmat yang kadang kita lupakan sebab kita hanya terlalu fokus pada ambisi kita yang tak akan pernah ada habisnya.

Mungkin dalam opini saya ambisi berbeda dengan visi (hidup). Definisi ambisi dalam kamus saya adalah memaksakan kehendak, menghalalkan segala cara dan menyalahkan Tuhan bila ambisi itu tak terwujud tanpa melihat hal-hal yang harus disyukuri di sekitarnya. Sedangkan visi adalah kebalikannya. Kebanyakan orang-orang yang berambisi akan lupa dengan sekitarnya bila ambisinya telah terwujud, karena ia merasa bahwa ambisinya terwujud karena dirinya sendiri dan tidak atas bantuan orang-orang di sekitarnya.

Tuhan pasti tau mengapa saya berada di jalan yang saya jalani saat ini, mengapa Matahari terbit dari timur dan tenggelam di ufuk barat, mengapa harus ada angin laut dan angin darat, dan mengapa saya dipertemukan dengan teman-teman yang 'hebat'.

Kembali lagi ke visi dan ambisi, adalah opini saya bila manusia-manusia yang berambisi akan melihat teman-teman yang 'hebat' itu adalah sesuatu yang harus dimusnahkan dan dibumihanguskan, hanya mengganggu jalannya menuju mimpi. Sedang manusia bervisi akan cenderung melihat hal tersebut sebagai jalan yang diberikan Tuhan untuk mencapai segala tujuan dan cita-cita, atau bahkan saling membantu untuk mencapai setiap cita-cita masing-masing.

Wallahualam, hanya Tuhan Yang Maha Tau.

Monday, June 10, 2013

semestinya begitu

lidahku kelu, katanya ia berkilah untuk bersilat, malas untuk berperang, malu untuk bergerak menjatuhkan. sayang lidah tak punya otak,sayang lidah tak punya hati. bergerak semaunya sendiri tanpa mengerti prosesi. benar adanya jika lidah hanya berludah jika terlalu banyak ulah.

Saturday, June 8, 2013

TEMAN MALAM-MALAM




#Refleksi

menjadilah abu hati yang terbakar api masa lalu
menjadilah rata dengan tanah rindu yang dibumbui cemburu
menjadilah hancur lebur kerikil asmara berlapis nafsu saja
menjadilah serpihan kaca-kaca yang direfleksi angkara murka

Thursday, June 6, 2013

MERINDU SENJA

sudah lama nir-sua senja
kata orang, senja bertolak mencari malam
tersesat di padang pasir, lalu menatap lintang
"JANGAN!" , kataku
jangan kau hitung satu-satu sebab rinduku kontinyu


-KIJ-