Pages

Wednesday, October 5, 2011

Kisah di balik Sendal Usang

"Hey, kau tahu berapa harga sendal ini?" tanyaku dengan nada penuh kebanggaan. lawan bicaraku hanya menggeleng memberi sinyal ketidaktahuannya terhadap pertanyaan yang kulemparkan.
"500 ribu" jawabku dengan penuh keangkuhan. lalu ia hanya tersenyum mendengar pernyataanku.
 "Jika aku tukar sendalku ini dengan sendal usangmu, entah dapat berapa karung" jawabku mengetusi senyumnya.
ia kembali tersenyum kepadaku lalu kemudian bertanya "Kau tahu berapa harga sendal usang ku ini?" . lalu aku hanya menggeleng sambil meremehkan pertanyaannya.
"Kau tak akan mampu membelinya" jawabnya menimpali sikapku. "Bagaimana bisa? sendal se butut itu?" sahutku.
"Ya jelas" jawabnya. lalu sambil meninggalkanku pria kecil itu berkata "Aku mempertaruhkan nyawaku demi sendal ini, karena untuk membelinya, aku mengorbankan uang untuk makanku sehari-hari" kemudian ia kembali menawarkan koran-korannya di perempatan tamansiswa.

Sakti Aji Nugroho, 5 Oktober 2011.

Terinspirasi dari anak kecil penjual koran di perempatan tamansiswa, jogjakarta.

2 comments:

  1. inspirasi di tempat yang sama, atau jangan2 orang yang sama juga :o
    tapi suka sekali sama postingan yang ini :3 *telat, bacanya kapan, komennya kapan* :B

    ReplyDelete
  2. telat juga mbales komennya kapan. :) hahaha. but thanks. mungkin juga orangnya sama. :D

    ReplyDelete