Pages

Tuesday, March 27, 2012

Sahabat-Sahabat sampai Akhir Hayat

dulu kita seperti gerbong kereta yang kemana-mana selalu bersama.
terkadang Nanda lokomotif dan Aku masinisnya.
dan Manggala pura-pura jadi relnya.
kemudian Wisnu mengatur perlintasan kereta dengan rapinya.
Jaza dengan gemuruh mencoba menjadi klakson keretanya.

tujuan kita berbeda.
dimana tempat yang bernama CITA-CITA itu berada.
Nanda ke Milan, Manggala ke Paris, Jaza ke Barcelona, dan Wisnu tersohor di Amsterdam.
namun pada saatnya kita bertemu di Stasiun Tugu suatu masa.

dengan wajah gembira, kita saling tertawa.
menertawai Wisnu yang sekarang gemuk seperti badut kowawa,
dan Jaza yang giginya tinggal dua,
Nanda datang membawa parang, habis bunuh orang candanya.
Manggala istrinya dua. yang satu muda yang satu sudah tua.

kala itu kita bertemu di waktu dhuha,
ingin rasanya menghabiskan waktu sampai senja.
sampai malam dan menutup mata.

sajak ini untuk sahabat-sahabat sampai akhir hayat.

Yogyakarta, 27-03-2012
Sakti Aji N

No comments:

Post a Comment